JB, SENGETI - Layanan kesehatan tingkat desa di Kabupaten Muaro Jambi masih jauh dari kata ideal. Meski 93 Puskesmas Pembantu (Pustu) telah beroperasi dan menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, sebagian besar fasilitas tersebut berjalan dengan tenaga kesehatan yang sangat terbatas.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Muaro Jambi, dr. Aang Hambali, mengungkapkan kondisi lapangan tidak sebanding dengan standar ideal yang semestinya diterapkan. Dari 150 desa ,5 kelurahan yang ada, banyak Pustu masih hanya dijaga satu orang bidan tanpa tenaga perawat, padahal standar minimal menuntut dua tenaga kesehatan di setiap Pustu.
“Kondisi SDM kita memang masih kurang. Yang terpenuhi baru sebagian. Tetapi semua Pustu tetap kita operasionalkan karena masyarakat membutuhkan layanan,” jelasnya.
Aang menegaskan, kekurangan SDM ini bukan karena minimnya komitmen daerah, melainkan keterbatasan formasi dan ketersediaan tenaga kesehatan yang dapat direkrut. Namun begitu, ia memastikan seluruh Pustu tetap memberikan layanan dasar meski dengan kondisi terbatas.
Di tengah tantangan tersebut, pemerintah daerah tetap menyusun langkah jangka panjang. Dinas Kesehatan menargetkan pembangunan 30 Pustu tambahan dalam lima tahun ke depan, sebagai upaya memperluas jangkauan pelayanan hingga ke pelosok desa. Tahun ini saja, 16 Pustu telah rampung direhabilitasi untuk meningkatkan kualitas fasilitas yang ada.
Aang menegaskan target ideal ke depan: satu desa satu Pustu, sehingga layanan kesehatan dapat semakin cepat, merata, dan mudah dijangkau.
“Harapan kita ke depan, satu desa satu Pustu. Itu target idealnya agar pelayanan kesehatan semakin mudah dijangkau,” tutupnya.
Berita ini sekaligus menegaskan bahwa pemerataan layanan kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah penting di Muaro Jambi, terutama dalam mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan untuk garda terdepan masyarakat desa.

Social Header